* Dengan tidak memaafkan, mungkin qta berharap bahwa orang yang menyakiti hati qta itu sama menderitanya dengan qta. Mungkin qta berharap bahwa tak adanya maaf akan membuatnya tersiksa. Yang terjadi justru sebaliknya, Qta sendiri yang lebih sakit hati karena makin tersiksa oleh memori buruk yang terus qta pelihara.
* Mungkin qta berharap, dengan tidak mendapatkan maaf, maka orang tersebut tidak akan pernah menemukan kedamaian dalam hidupnya. Mungkin qta lupa bahwa hidup orang tersebut tidak bergantung pada oranglain, melainkan pada dirinya sendiri.
Jadi, mendapatkan maaf dari qta atau tidak, sebetulnya tidak berpengaruh apa pun terhadapnya. Terkadang qta sudah ge-er merasa bisa menentukan kehidupan orang lain.
* Jika qta tidak memaafkan, apakah hidup orang yang menyakiti hati qta itu menjadi lebih sengsara dan menderita? Mungkin hidupnya malah jauh lebih bahagia daripada qta, dan dia sudah menganggap selesai semua masalah dengan qta.
Jadi, siapa sebetulnya merugi? Tentu saja diri qta sendiri. Maksud hati biar untung sekaligus membuat buntung, malah rugi dan buntung sendiri.
* Sebetulnya, apa untungnya bagi qta jika terus menyimpan dan memelihara kenangan buruk dan sakit hati itu? Bisa merasa puas? Betulkah qta sudah puas? Lantas, mengapa masih menyimpan kekecewaan, kesedihan, kemarahan, dan sejenisnya itu?
* Qta mungkin begitu membenci orang yang telah menyakiti hati qta secara luar biasa, namun dampak dari rasa kebencian yang luar biasa itulah maka qta jadi sulit sekali sekali untuk memaafkan. Jika membenci, mestinya dilepaskan. Tapi, terkadang mengapa qta justru menyimpan memori tentang orang tersebut sedemikian kuatnya?
Mungkin qta lupa, tidak memberi maaf berarti qta terus menerus mengikatkan diri kepada orang tersebut, dengan segala memori buruk dan emosi negatif yang menyertainya. Jadi, siapa yang rugi? Qta sendiri.
* Sadarkah qta, dengan atau tanpa minta maaf, maka yang terpengaruh adalah diri qta sendiri? Orang itu tidak memerlukan maaf dari qta karena dia bisa memaafkan dirinya sendiri, dan melanjutkan hidupnya. Jadi, mengapa qta bertahan dengan hidup yang gelimang sakit hati?
Mungkin Qta berpikir bahwa memberi maaf akan merugikan diri qta? Gengsi qta jatuh? Harga diri terlecehkan? Betulkah harga diri dan gengsi letaknya di situ? Mungkin qta lupa, dengan memberi maaf itu sebetulnya justru sangat qta perlukan agar dapat terciptanya relasi yang baik dengan diri sendiri. Dalam artian Qta bisa berdamai dengan diri sendiri.Karena bagaimana qta bisa memberikan kedamaian pada dunia jika qta sendiri tidak dapat berdamai dengan diri sendiri.
Memaafkan itu melepaskan Qta dari penderitaan. Jadi, siapa yang diuntungkan jika Qta bisa memaafkan??????

0 comments:
Posting Komentar